Kamis, 04 Februari 2010

Rangkuman Materi IPS Kelas 5 Semester 2

A.Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang
1.Kedatangan Belanda
Belanda tiba di Nusantara pertama kali pada tanggal 22 Juni 1596 di pelabuhan Banten. Mereka bermaksud untuk berdagang. Mereka disambut baik oleh Sultan Banten karena karenanya pelabuhan Banten menjadi ramai. Namun hal itu tidak lama. Bangsa berubah menjadi serakah dan kasar. Karena sikap mereka yang seperti itu mereka di musuhi dan di usir. Dua tahun kemudian mereka datang lagi dan semakin ramailah Banten. Semakin banyak para pedagang Belanda yang datang ke Nusantara sehingga banyak terjadi persaingan dan pertikaian. Untuk meredam hal tersebut, Belanda membentuk Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) yang dalam bahasa Indonesia adalah perserikatan pedagang Belanda di Nusantara pada tanggal 20 Maret 1602.
Awalnya VOC berniat baik untuk berdagang. Tapi semakin lama, VOC menerapkan sistem monopoli dagang yang sangat merugikan rakyat pribumi.
Bahkan di Maluku, VOC melakukan pelayaran Hongi yang bertujuan untuk mengawasi agar warga pribumi tidak menjual rempah-rempahnya kepada pedagang dari bangsa lain.
Pusat perdagangan VOC berada di Ambon, Jayakarta (sekarang Jakarta) dan Ambon. Pusat perdagangan di Jayakarta di rebut oleh Belanda dan dipimpin oleh Gubernur Jenderal JP Coen. Bahkan Jayakarta di rubah namanya menjadi Batavia.
Pada tanggal 21 Desember 1799 VOC dibubarkan karena:
a.Pejabat-pejabat VOC melakukan korupsi dan hidup mewah.
b.VOC menanggung biaya perang yang sangat besar.
c.Kalah bersaing dengan pedagang Inggris dan Prancis.
d.Para pegawai VOC melakukan perdagangan gelap.
Pada awal tahun 1800, kekuasaan VOC digantikan langsung oleh pemerintahan kerajaan Belanda.
Pada tahun 1806, Napoleon Bonaparte dari Perancis dapat menaklukkan Belanda. Kemudian dia mengangkat Herman Willem Daendels untuk menjadi Gubernur Jenderal di Batavia. Untuk menahan serangan Inggris, Daendels melakukan tiga langkah:
a.Menambah jumlah prajurit,
b.Membangun pabrik senjata, kapal-kapal baru, dan pos-pos pertahanan,
c.Membangun jalan raya yang menghubungkan pos satu dengan pos lainnya.
Untuk mencapai hal itu, Daendels memberlakukan sistem kerja paksa atau terkenal dengan istilah Rodi.
Daendels memberlakukan kerja paksa tanpa upah untuk membangun jalan. Kerja paksa ini dikenal dengan nama kerja rodi. Rakyat dipaksa membangun Jalan Raya Anyer-Panarukan yang panjangnya sekitar 1.000 km. Jalan ini juga dikenal dengan nama Jalan Pos. Selain untuk membangun jalan raya, rakyat juga dipaksa menanam kopi di daerah Priangan untuk pemerintah Belanda. Banyak rakyat Indonesia yang menjadi korban kerja rodi. Untuk mendapatkan dana biaya perang pemerintah kolonial Belanda menarik pajak dari rakyat. Rakyat diharuskan membayar pajak dan menyerahkan hasil bumi kepada pemerintah Hindia Belanda.
Pada tahun 1811, Daendels dipanggil ke Belanda. Ia digantikan oleh Gubernur Jenderal Janssens. Saat itu pasukan Inggris berhasil mengalahkan Belanda di daerah Tuntang, dekat Salatiga, Jawa Tengah. Gubernur Jenderal Janssens terpaksa menandatangani Perjanjian Tuntang. Berikut ini isi Perjanjian Tuntang.
1.Seluruh wilayah jajahan Belanda di Indonesia diserahkan kepada Inggris.
2.Adanya sistem pajak/sewa tanah.
3.Sistem kerja rodi dihapuskan.
4.Diberlakukan sistem perbudakan.
Inggris berkuasa di Indonesia selama lima tahun (1811-1816). Pemerintah Inggris mengangkat Thomas Stamford Raffles menjadi Gubernur Jenderal di Indonesia. Pemerintah memberlakukan sistem sewa tanah yang dikenal dengan nama landrente. Rakyat yang menggarap tanah diharuskan menyewa dari pemerintah.
Pada tahun 1816, Inggris menyerahkan wilayah Indonesia kepada Belanda. Pemerintah Belanda menunjuk Van Der Capellen sebagai gubernur jenderal. Van Der Capellen mempertahankan monopoli perdagangan yang telah dimulai oleh VOC dan tetap memberlakukan kerja paksa. Pada tahun 1830, Van Der Capellen diganti Van Den Bosch. Bosch mendapat tugas mengisi kas Belanda yang kosong. Ia memberlakukan tanam paksa atau cultuur stelsel untuk mengisi kas pemerintah yang kosong.
Van Den Bosch membuat aturan-aturan untuk tanam paksa sebagai berikut.
1.Rakyat wajib menyediakan 1/5 dari tanahnya untuk ditanami tanaman yang laku di pasaran Eropa.
2.Tanah yang dipakai untuk tanaman paksa bebas dari pajak.
3.Hasil tanaman diserahkan kepada Belanda.
4.Pekerjaan untuk tanam paksa tidak melebihi pekerjaan yang diperlukan untuk menanam padi.
5.Kerusakan-kerusakan yang tidak dapat dicegah oleh petani menjadi tanggungan Belanda.
6.Rakyat Indonesia yang bukan petani harus bekerja 66 hari tiap tahun bagi pemerintah Hindia Belanda.
Kenyataannya, ada banyak penyelewengan dari ketentuan itu. Misalnya, tanah yang harus disediakan oleh petani melebihi luas tanah yang telah ditentukan, rakyat harus menanggung kerusakan hasil panen, rakyat Tanam paksa mengakibatkan penderitaan luar biasa bagi rakyat Indonesia.
Hasil pertanian menurun. Rakyat mengalami kelaparan. Akibat kelaparan banyak rakyat yang mati. Sebaliknya, tanam paksa ini memberikan keuntungan yang melimpah bagi Belanda. Namun, masih ada orang Belanda yang peduli terhadap nasib rakyat Indonesia. Di antaranya adalah Douwes Dekker. Ia mengecam tanam paksa melalui bukunya yang berjudul Max Havelaar, dengan nama samaran Multatuli. Max Havelaar menceritakan penderitaan bangsa Indonesia sewaktu dilaksanakan tanam paksa. Max Havelaar menggegerkan seluruh warga Belanda. Timbul perdebatan hebat tentang tanam paksa di negeri Belanda. Akhirnya, Parlemen Belanda memutuskan untuk menghapus tanam paksa secepatnya.
2.Tokoh-tokoh perlawanan terhadap Belanda
a.Sultan Agung dari Mataram
b.Sultan Hasanudin dari Sulawesi Selatan
c.Untung Suropati dari Pasuruan Jawa Timur
d.Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten
e.Pattimura (Thomas Matulessi) dari Maluku
16 Desember 1817 Pattimura dihukum gantung oleh Belanda di benteng Victoria, Ambon.
f.Tuanku Imam Bonjol dari Minangkabau melalui perang Padri (1821-1837)
Perang Padri bermula dari pertentangan antara kaum adat dan kaum agama (kaum Padri). Kaum Padri ingin memurnikan pelaksanaan agama Islam. Gerakan Padri itu ditentang oleh kaum adat. Terjadilah bentrokan-bentrokan antara keduanya. Karena terdesak, kaum adat minta bantuan kepada Belanda. Belanda bersedia membantu kaum adat dengan imbalan sebagian wilayah Minangkabau.
Pasukan Padri dipimpin oleh Datuk Bandaro. Setelah beliau wafat, digantikan oleh Imam Bonjol.
g.Pangeran Diponegoro (Raden Mas Ontowiryo) melalui perang Diponegoro (1825-1830)
Perang Diponegoro berawal dari kekecewaan Pangeran Diponegoro atas campur tangan Belanda terhadap istana dan tanah tumpah darahnya. Kekecewaan itu memuncak ketika Patih Danureja atas perintah Belanda memasang tonggak-tonggak untuk membuat rel kereta api melewati makam leluhurnya. Dipimpin Pangeran Diponegoro, rakyat Tegalrejo menyatakan perang melawan Belanda tanggal 20 Juli 1825. Diponegoro dibantu oleh Pangeran Mangkubumi sebagai penasehat, Pangeran Ngabehi Jayakusuma sebagai panglima, dan Sentot Ali Basyah Prawiradirja sebagai panglima perang.
Pangeran Diponegoro juga didukung oleh para ulama dan bangsawan. Daerah-daerah lain di Jawa ikut berjuang melawan Belanda. Kyai Mojo dari Surakarta mengobarkan Perang Sabil.
h.Pangeran Antasari dari Banjarmasin melalui perang Banjarmasin (1859-1863)
i.Raja Buleleng melalui perang Bali (1846-1868)
Perang Bali pecah karena Belanda ingin menghapus hukum Talang Tawang dan memaksa kedaulatan Belanda di Bali. Hukum Talang Tawang berisi kerajaan berhak merampas dan dan menyita barang-barang serta kapal-kapal yang terdampar di pulau Bali.
Raja Buleleng dengan dibantu oleh I Ketut Jelantik melakukan perang Puputan untuk melawan Belanda. Adapun perang Puputan tersebut terjadi sebanyak tiga kali, yaitu: perang Puputan Badung (1806), perang Puputan Kusumba dan Klungkung.
j.Panglima Polim, Teuku Cik Ditiro, Teuku Ibrahim, Teuku Umar, dan Cut Nyak Dien melalui perang Aceh (1873-1906) Meskipun sejak tahun 1879 Belanda dapat menguasai Aceh, namun wilayah pedalaman dan pegunungan dikuasai pejuang-pejuang Aceh. Perang gerilya membuat pasukan Belanda kewalahan. Belanda menyiasatinya dengan stelsel konsentrasi, yaitu memusatkan pasukan supaya pasukannya dapat lebih terkumpul.
3.Kedatangan Jepang
Tanggal 1 Maret 1942 pasukan Jepang berhasil mendarat di tiga tempat secara serempak di Pulau Jawa, yaitu di Teluk Banten, Eretan Wetan (Pantura), dan Pasuruan (Jawa Timur). Tanggal 5 Maret 1942 pasukan Jepang sudah berhasil menguasai Batavia.
Tanggal 8 Maret 1942 Panglima Angkatan Perang Hindia Belanda Letjen Ter Poorten atas nama Angkatan Perang Sekutu menyerah tanpa syarat kepada Angkatan Perang Jepang yang dipimpin Letjen Hithoshi Imamura. Upacara serah terima ditandatangani di Kalijati, Subang, Jawa Barat.
Setelah menduduki Indonesia, Jepang berusaha menarik simpati rakyat Indonesia. Ada tiga hal yang dilakukan Jepang, yaitu:
a.mengizinkan mengibarkan bendera Merah Putih;
b.mengizinkan rakyat Indonesia menyanyikan lagu Indonesia Raya;
c.larangan menggunakan bahasa Belanda dalam pergaulan sehari-hari. Bahasa pergaulan sehari-hari diganti dengan bahasa Indonesia.
Untuk memikat hati rakyat, Jepang membuat propaganda tiga A. Propaganda yang dilancarkan Jepang itu berisi:
a.Jepang pemimpin Asia,
b.Jepang pelindung Asia,
c.Jepang cahaya Asia.
4.Tokoh-tokoh perlawanan terhadap Jepang
Alasan para tokoh melakukan perlawanan adalah sebagai berikut:
a.Jepang merampas hasil pertanian rakyat,
b.Pemerintah Jepang sangat ketat melakukan pengawasan terhadap pemberitaan.
c.Jepang juga memanfaatkan rakyat Indonesia untuk diperas tenaganya bagi keperluan Jepang. Para pekerja paksa pada zaman Jepang disebut romusha.
d.Banyaknya para wanita Indonesia yang tertipu oleh janji-janji tentara Jepang
Selain romusha, banyak barisan dibentuk untuk kepentingan Jepang, seperti:
a.Seinendan (barisan pemuda),
b.Keibodan (Barisan Pembantu Polisi),
c.Fujinkai (Barisan Wanita),
d.Suishintai (Barisan Pelopor),
e.Jibakutai (Barisan Berani Mati),
f.Gakutotai (Barisan Pelajar),
g.Peta (Pembela Tanah Air).
Tokoh Indonesia yang melakukan perlawanan, diantaranya adalah:
a.Perlawanan rakyat Aceh di Cot Plieng tahun 1942
Perlawanan ini dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil. Perlawanan rakyat Aceh juga terjadi di Mereudu pada tahun 1944.
b.Perlawanan di Kaplongan, Jawa Barat
Jepang memaksa petani di Kaplongan untuk menyerahkan sebagian hasil buminya. Petani marah. Terjadilah perlawanan terhadap pasukan Jepang.
c.Perlawanan di Lohbener, Jawa Barat
Petani di Lohbener menolak memberikan hasil panen padi kepada Jepang. Terjadilah peperangan terhadap pasukan Jepang.
d.Perlawanan di Pontianak, Kalimantan Barat
Penduduk dipaksa untuk membuat pelabuhan dan lapangan terbang. Para pemimpin sepakat untuk menyerang Jepang. Perlawanan terjadi pada tanggal 16 Oktober 1943. Mereka ditangkap dan dibunuh.
e.Perlawanan Peta di Gumilir, Cilacap
Perlawanan Peta Gumilir, Cilacap terjadi pada bulan Juni 1945. Perlawanan ini dipimpin oleh Kusaeri, komandan regu Peta di Cilacap. Kusaeri menyerah tetapi tidak dijatuhi hukuman. Sudirman berhasil menolong dan membebaskannya.
f.Perlawanan di Singaparna, Jawa Barat
Perlawanan Singaparna dipimpin oleh Kiai Haji Zainal Mustafa. Beliau menolak seikeirei (membungkukkan badan kepada Kai-sar Jepang Tenno Heika) dan menentang romusha. Beliau memandang hal itu bertentangan dengan ajaran Islam.
g.Perlawanan Peta di Blitar, Jawa Timur
Tentara Peta di Blitar memberontak di bawah pimpinan Shodanco F.X. Supriyadi. Namun Jepang dapat mematahkan perlawanan ini. Supriyadi dan teman-temannya ditangkap oleh tentara Jepang.
Pada tanggal 15 Maret 1945, perwira-perwira Peta yang memberontak diadili di Pengadilan Militer Jepang di Jakarta. Dalam pengadilan itu, mereka dijatuhi hukuman mati. Perwira-perwira Peta yang dijatuhi hukuman mati antara lain Muradi, Dr. Ismangil, Suparyono, Sunarto, Halim Mangkudijaya, dan Supriyadi. Namun, Supriyadi menghilang dan tidak menghadiri persidangan.
B.Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
Sesudah tahun 1908 perjuangan banyak ditempuh dengan jalan diplomasi. Kegagalan perjuangan sebelum tahun 1908 disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:
Belum ada persatuan dan kesatuan di seluruh Nusantara.
Perjuangan masih bersifat kedaerahan.
Kalah dalam persenjataan dan teknik perang.

1.Tokoh-Tokoh Pergerakan Nasional
a.Raden Ajeng Kartini dan Dewi Sartika
Raden Ajeng Kartini dan Dewi Sartika sama-sama memperjuangkan nasib kaum wanita melalui pendidikan. Kartini mendirikan sekolah untuk wanita pribumi pada tahun 1903. Beliau juga mendirikan sekolah di rumahnya, di Rembang. Pada tahun 1904 Kartini meninggal dunia. Kumpulan surat-suratnya disusun dalam sebuah buku yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
Pada tahun 1904, Dewi Sartika mendirikan Sekolah Istri di Bandung. Pada tahun 1915, Dewi Sartika mendirikan sebuah perkumpulan wanita bernama Pengasah Budi. Perkumpulan ini memperjuangkan kemajuan wanita.
b.Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara memiliki nama asli Raden Mas Suwardi Suryaningrat. Bersama dengan Danudirja Setiabudi (Douwes Dekker), dan Cipto Mangunkusumo, beliau mendirikan Indische Partij. Mereka bertiga dikenal dengan sebutan Tiga Serangkai. Indische Partij menuntut kemerdekaan Indonesia. Beliau juga mendirikan Perguruan Taman Siswa. Perguruan ini mengajarkan kepada siswanya sifat kebangsaan. Karena peranannya yang besar dalam dunia pendidikan, Ki Hajar Dewantara diberi julukan sebagai Bapak Pendidikan Nasional.
c.Dr. Sutomo
Sutomo adalah salah satu pendiri Budi Utomo. Budi Utomo adalah organisasi pergerakan kebangsaan modern pertama di Indonesia yang dibentuk tanggal 20 Mei 1908. Tujuannya adalah mempertinggi derajat bangsa Indonesia dan mempertinggi keluhuran budi orang Jawa.
Sutomo bercita-cita memakmurkan rakyat Indonesia. Beliau bertekad memperkecil perbedaan antara orang kaya dan miskin, serta antara kaum terpelajar dan rakyat biasa. Beliau merasa yakin bahwa dengan persamaan dan persaudaraan maka perjuangan akan berhasil.
d.Ahmad Dahlan
Ahmad Dahlan adalah tokoh pergerakan nasional yang lama belajar pengetahuan agama di Mekkah. Beliau mendirikan Muhammadiyah pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta. Tujuan Muhammadiyah adalah mengajarkan agama Islam sesuai dengan Al Quran dan Hadist.
e.5. Wahid Hasyim
Wahid Hasyim adalah putra Hasyim Ashari, pelopor dan pendiri NU (Nahdatul Ulama). Tujuan NU adalah memecahkan berbagai persoalan umat Islam baik dalam hal agama maupun kehidupan di masyarakat. Tahun 1938, Wahid Hasyim bergabung dengan NU. Empat tahun kemudian beliau diangkat sebagai ketua NU. Perkembangan NU sebagai organisasi politik dan keagamaan tidak terlepas dari peranannya.
f.Samanhudi
Samanhudi belajar agama Islam di Surabaya. Untuk memperjuangkan para pedagang Indonesia, beliau mendirikan Serikat Dagang Islam (SDI) di Solo tahun 1911. SDI bertujuan menghidupkan perekonomian para pedagang Indonesia dan membantu anggotanya yang mengalami kesulitan.
2.Peranan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dalam Mempersatukan Bangsa Indonesia
Pada tanggal 2 Mei 1926 diadakan Kongres Pemuda I. KPI dihadiri oleh perwakilan organisasi pemuda se-Indonesia, seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Jong Islamiten, Jong Bataks Bond, dan lain-lain. Kongres Pemuda I dipimpin oleh Muhammad Tabrani. Kongres pemuda II dilaksanakan pada tanggal 27 - 28 Oktober 1928.
Kongres pemuda II dihadiri sekitar 750 peserta utusan dari berbagai organisasi pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Bataks Bond, Jong Ambon, Jong Celebes, Pemuda Betawi, Sekar Rukun, dan lain-lain. Pada kongres hari kedua, W.R. Supratman, seorang wartawan membawakan lagu ciptaannya yang berjudul Indonesia Raya. W.R. Supratman membawakan lagu ciptaannya dengan gesekan biola.
Kongres Pemuda II menghasilkan keputusan yang sangat penting dalam sejarah kehidupan bangsa Indonesia, yaitu Sumpah Pemuda. Isi Sumpah Pemuda adalah:
a.Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
b.Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
c.Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Inti isi Sumpah Pemuda adalah satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar