Selasa, 29 Juni 2010

TV VS PRESTASI BELAJAR ANAK (part II)

Memberikan hiburan disamping pembelajaran adalah suatu keharusan. Tanpa belajar, anak akan sulit berkembang. Namun jika harus terus menerus belajar tanpa mempedulikan minat siswa belajar yang mulai menurun karena jenuh juga tidak baik. Akhirnya, solusi paling bijak adalah beri anak kita pembelajaran yang menyenangkan.
Dengan disisipi hiburan, anak tidak akan merasa jenuh dan kesal. Malah sebaliknya, anak akan merasa ketagihan. Ini positif.
Hiburan yang dimaksud banyak macam dan jenisnya. Dapat berupa audio, visual, audio-visual. Baik yang bersifat individual ataupun memerlukan keterlibatan langsung si anak.
Pada masa sekarang, anak mendapatkan hiburan yang terlalu statis. Tidak dapat melibatkan secara langsung dengan pribadi anak. Ini tentu berbahaya bagi mental anak kedepannya.
Televisi telah menjadi media hiburan yang paling murah dan paling mudah didapat. Walaupun demikian, televisi tidak boleh menjadi media hiburan yang utama, mengingat betapa media yang satu ini 70 % lebih berisi kekerasan, pornografi, pornoaksi, bergunjing, gosip, ledekan, cibiran, dan lain-lain. Perlu pengawasan dan bimbingan guru dan keterlibatan orang tua serta peranan positif dari lingkungan sekitarnya.
Masih ingat dengan kasus sejumlah anak kecil yang meng-smackdown-kan teman-teman sebayanya hingga tewas? Atau 30 kasus pemerkosaan dalam 1 bulan yang ditengarai akibat pelaku terangsang oleh adegan mesum ariel peterporn? Dan masih banyak lagi kasus yang lain, yang dengan efektifnya menghancurkan moral bangsa.
Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar